Di tengah derasnya arus perkembangan dunia medis global, Indonesia kembali menorehkan sejarah. Prof. dr. Terawan Agus Putranto, sosok visioner yang dikenal luas melalui metode “cuci otak” dan vaksin Nusantara, kini menghadirkan inovasi baru: Immunotherapy Nusantara by Terawan.
Inovasi ini bukan hanya soal teknologi medis, tapi juga harapan baru bagi jutaan orang. Menggunakan sel dendritik—komponen utama dalam sistem kekebalan tubuh—imunoterapi ini dirancang secara personalized, memanfaatkan darah pasien sendiri untuk memperkuat pertahanan tubuh dari dalam.
Berbeda dari terapi medis konvensional, Immunotherapy Nusantara menitik beratkan pada upaya pencegahan, bukan sekadar pengobatan. Dirancang sebagai solusi jangka panjang untuk menekan risiko penyakit kronis dan menjaga daya tahan tubuh, imunoterapi ini hadir sebagai angin segar dalam dunia kesehatan preventif.
Tak hanya itu, terapi ini juga memberi ruang bagi masyarakat untuk tetap produktif tanpa terganggu masalah kesehatan berulang. Inilah kekuatan sesungguhnya—menjaga keseimbangan antara imunitas dan aktivitas.
Diluncurkan Resmi, Kini Menyebar ke Berbagai Kota
Setelah resmi diperkenalkan di Klinik Simas Sehat Sejahtera, Jakarta, pada Maret 2024, layanan imunoterapi ini kini telah hadir di berbagai daerah: Surabaya, Medan, Bali, Solo, dan tentunya, RSPAD Gatot Soebroto—tempat asal mula pengembangan vaksin Nusantara.
Respons publik dan profesional kesehatan luar biasa. Pasien dari berbagai latar belakang mulai merasakan manfaat nyata dari terapi ini.
“Dulu saya mudah sekali sakit. Setelah imunoterapi, stamina saya jauh lebih baik,” ujar Kwe Ayli, salah satu pasien yang menjalani terapi di Jakarta.
Kwe Ayli juga mengucapkan terimakasih banyak kepada prof. Terawan berkat pengobatan beliau saya kembali sembuh sehat kembali dan penjelasan beliau mengenai penyakit saya pun mudah di pahami dan akhirnya saya bisa kembali sehat. Ujar kwe ayli yang di dampingi adi santoso suaminya kepada wartawan.
Puncak apresiasi dunia terhadap imunoterapi ini terjadi pada 31 Maret 2025, saat Prof. Terawan diundang untuk memberikan kuliah umum di Harvard Medical School, Boston. Dalam presentasinya yang berjudul Making Immunotherapy in Low Resources Settings, Terawan menekankan bahwa inovasi sejati lahir dari keterbatasan—dan Indonesia adalah buktinya.
“Immunotherapy Nusantara adalah sumbangsih Indonesia untuk dunia,” tegas Terawan. Kalimat itu menjadi simbol bahwa bangsa ini tidak sekadar mengikuti arus, tapi menciptakan gelombangnya sendiri.
Kesehatan Bukan Lagi Sekadar Obat
Imunoterapi ini bukan hanya teknologi. Ia adalah filosofi: bahwa setiap orang berhak atas hidup sehat yang berkelanjutan. Bahwa tubuh kita punya kemampuan luar biasa untuk menyembuhkan—asal tahu cara mengaktifkannya.
Dan di sinilah peran Terawan: bukan hanya sebagai dokter, tapi sebagai jembatan antara ilmu, kemanusiaan, dan harapan.
Immunotherapy Nusantara bukan sekadar cerita medis. Ia adalah bukti bahwa inovasi anak bangsa bisa mendobrak batas, menembus Harvard, dan menyentuh hati rakyat sendiri.
Dari ruang praktik kecil hingga podium ilmiah dunia, langkah Prof. Terawan membuktikan satu hal: Indonesia tidak kekurangan otak, hanya perlu lebih banyak kesempatan.
Dan kini, dengan imunoterapi ini, kesempatan itu datang. Bukan hanya untuk hidup lebih sehat, tapi juga untuk bermimpi lebih besar.
Karena masa depan kesehatan bukan hanya milik negara maju. Ia milik siapa pun yang berani berinovasi. Dan Indonesia, lewat Terawan, telah lebih dulu melangkah.






